SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

<< MTs. AL-IHSAN BABAKANMANJETI HEBAT DAN BERMARTABAT >> << MTs. AL-IHSAN BABAKANMANJETI HEBAT DAN BERMARTABAT >>

Metodologi Pembelajaran

Metodologi Pembelajaran

     1. Hakikat dan Substansi Metodologi Pembelajaran

Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses kependidikan yang  terencana,  terpadu,  dan  terkoordinasi  secara  sistematis  dengan standar dan ukuran evaluasi yang jelas dan tegas. Oleh sebab  itu,  segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan  proses  pembelajaran di sekolah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak  mungkin  bersifat  terpisah  dan  acak.  Kurikulum  yang  ada  harus  terhubung  secara  sistematis  dengan  metodologi  pembelajaran  yang  digunakan,  sedangkan  metodologi  pembelajarannya  pun  harus  dirumuskan  secara  teperinci  dan  detail.  Oleh  sebab  itu,  pengembangan  kurikulum  pada  praktiknya  selalu  terikat  dan  berhubungan  kuat  dengan  metodologi pembelajaran.

Sebagian besar masalah yang dihadapi sistem pendidikan di  Indonesia  berujung  pada  dua  persoalan  utama  tersebut,  yaitu  kurikulum  dan  metodologi  pembelajaran.  Kurikulum  berfungsi  sebagai  kompas  dalam  arti  penentu  arah  jalannya  proses  pembelajaran  yang  akan  digunakan.  Sementara  itu,  metodologi pembelajaran adalah ujung tombaknya. Kurikulum tidak mungkin dapat berjalan dengan baik dan benar jika tidak diikuti oleh sistem dan metode pembelajaran yang sistematis dan terpadu.

Dari segi material, konsep kurikulum yang berkembang saat ini dirasa sudah cukup untuk dijadikan standar pembelajaran di sekolah setidaknya untuk sementara waktu ini. Hal ini tidak sama  halnya  dengan  metode  pembelajaran  yang  digunakan.  Metode  pembelajaran  yang  berkembang  dan  dikembangkan  di sekolah-sekolah pada umumnya bersifat konvensional dan klasik. Yaitu, guru bercerita, murid mendengar dan mencatat. Guru memberi, murid menerima.

Konsep yang demikian memang tidak salah dan juga tidak buruk. Hanya saja cenderung lebih lambat dalam membentuk pengetahuan  dalam  diri  siswa.  Siswa  hanya  dianggap  wadah  kosong yang harus diisi dengan warna yang sesuai warna dan karakteristik  sang  guru.  Akibatnya,  kemajuan  teknologi  dan  ilmu  pengetahuan  yang  berkembang  di  Indonesia  menjadi  semakin lambat dan tertinggal dibandingkan negara-negara lain.

Otak siswa lebih banyak diisi dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki guru, bukan objek asli dari ilmu dan pengetahuan semesta  itu  sendiri.  Warna  dan  kemampuan  dasar  murid  sebagian besar adalah warna dan kemampuan dasar sang guru. Hal ini terjadi di hampir semua aspek, baik dari segi motorik , kognitif , maupun psiko-sosiologisnya (afektif ).

Dari  persoalan  inilah  muncul  pertanyaan  mendasar,  munginkah  sistem  pendidikan  di  Indonesia  menciptakan sistem  metodologi  pembelajarannya  sendiri  yang  khas  dan  unik,  tetapi  memiliki  daya  saing  dan  daya  jangkau  jauh  ke  depan melampaui isi dari kurikulum yang ada? Sebuah sistem metodologi pembelajaran yang mampu melahirkan putra-putri terbaik  bangsa  yang  tidak  hanya  terikat  pada  konsep-konsep  ideal ilmu pengetahuan masa lalu, tetapi yang mampu menjadi pencipta dan penemu teknologi masa depan. Yaitu, teknologi yang menjadi tumpuan dan harapan semesta. Teknologi yang tidak hanya berkutat dengan teori, rumus, dan konsep yang ada dalam sejarah; tetapi juga masa depan.

Kita  memang  harus  belajar  dari  sejarah,  sebab  dengan  belajar  dari  sejarah  kita  bisa  menciptakan  masa  depan  yang  lebih baik. Namun, kita harus tahu, sejarah bukan masa depan. Sejarah adalah sejarah dan tidak akan pernah terulang, sampai kapan pun. Hal yang terulang adalah sistem dan pola kerja dari sejarah itu sendiri bukan sejarahnya. Hal ini berarti bahwa kunci dari pengetahuan masa lalu yang sejati adalah sistem dan cara kerja dari sejarah itu sendiri. Inilah hakikat metodologi yang sesungguhnya. Metodologi yang mampu menembus batas ruang dan waktu.

Demikian  pula  dengan  sistem  pendidikan  di  Indonesia.  Kurikulum diibaratkan seperti pengetahuan sejarah di masa lalu, sedangkan metodologi pembelajaran adalah cara kerjanya. Hal inilah yang menjadi pokok bahasan buku ini. Buku ini berisi serangkaian sistem dan cara kerja metode pembelajaran. Mulai dari  model  yang  konvensional  dan  klasik  sampai  pada  pola  dan model yang modern dan unik yang kesemuanya bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan belajar mandiri secara nyata.

1.     Proses  Pembentukan  Pengetahuan  dan  Kreativitas Manusia

Proses  pembentukan  pengetahuan  secara  umum  sama  dan  sebangun dengan  cara  kerja  terbentuknya  kreativitas  . Perbedaannya adalah kreativitas tidak hanya berwujud abstrak dan  semu  layaknya  teori  ilmu  pengetahuan,  tetapi  juga  berwujud  nyata  mencakupi  bentuk  benda  bermateri  secara  konkret.  Bahkan,  konsep  teknologi  dalam  beberapa  sudut  pandang termasuk kategori kreativitas ilmiah. Kreativitas yang dapat  dipertanggungjawabkan  kebenarannya  dalam  tataran  praktis.

Proses  pembentukan  pengetahuan  secara  umum  terbagi  dalam  tiga  tahapan  penting.  Ketiga  tahap  penting  itu  adalah  tahap pengindraan, pengolahan, dan penyimpulan.3 Sementara itu, proses pembentukan kreativitas  terdiri dari tahap penemuan, penggabungan,  dan  penciptaan.  Sama  dan  sebangun.  Untuk  lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

2.1  Pengindraan  Fisik

Pengindraan  fisik  adalah  tahap  pertama  proses  dimana  indra  manusia  menangkap  sinyal  rangsangan  dari  objek  luar  dirinya.  Rangsangan  dari  objek  luar  itu  beragam  bentuk  dan  jenis.

Setiap benda memiliki sifat riil dan objektif. Sifat tersebut melekat sebagai satu kesatuan dalam setiap benda. Wujudnya bermacam-macam  seperti  koneksitasnya  terhadap  cahaya,  warna,  suhu,  bau,  suara,  gerak,  bentuk,  sensitivitas,  struktur  materi, daya tahan, karakter, dan seterusnya.4 Benda luar yang memancarkan sifat-sifatnya dan secara langsung maupun tidak langsung  tertangkap  indra  menghasilkan  bentuk  sinyal  yang  berbeda-beda.

Sinyal yang berbeda direspons secara beragam oleh jaringan sel, kemudian diteruskan sebagai suatu bentuk perintah kerja mekanis  sistem  saraf  .  Akibatnya,  terjadi  pergerakan  otomatis  sel. Gerak otomatis sel ini juga beragam tergantung pada jenis dan besar-kecilnya sinyal yang masuk, efek atau pengaruhnya terhadap jaringan sel tubuh, serta respons balik yang diberikan.

Sebagian besar jaringan sel bekerja di bawah alam sadar. Jaringan  sel  bekerja  begitu  saja  tanpa  bisa  dikendalikan  atau  diperintah otak. Bahkan dalam banyak kasus, sistem kerja otak sangat tergantung pada kesempurnaan mekanisme kerja sistem saraf  dan jaringan sel itu sendiri. Mekanisme kerja sistem saraf dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu mekanisme otomatis bawah sadar dan mekanisme kerja terkontrol dalam kesadaran.

Pada  manusia,  sel-sel  tersbut  berjumlah  yang  tersusun  menyatu, berhubungan, dan saling memengaruhi satu sama lain. Masing-masing  sel  membentuk  jaringan-jaringan  fungsional  dalam  menjalankan  tugas  dan  pekerjaannya  masing-masing.  Pada  akhirnya,  organ-organ  tubuh  yang  terbentuk  dari kumpulan jaringan sel-sel ini juga memiliki sistem, mekanisme, dan fungsi kerja yang berbeda-beda.

Pada  dasarnya,  pengetahuan  indrawi  bersifat  parsial  .  Itu  disebabkan  oleh  adanya  perbedaan  antara  indra  yang  satu  dengan  indra  yang  lain,  ini  berhubungan  dengan  sifat  khas  fisiologis  indra.5  Oleh  karena  itu,  kemampuan  mengindra  dalam diri subjek selalu dikaitkan pada tiga unsur indra belajar dalam  diri  manusia,  yaitu  visual,  auditorial,  dan  kinestetik.6Pengetahuan indrawi menjadi sangat penting karena bertindak selaku  pintu  gerbang  pertama  untuk  menuju  pengetahuan  yang lebih utuh.7 Semakin banyak indra terlibat dalam proses pengetahuan, suatu pengetahuan menjadi lebih mudah diingat.

   2.2. Akomodasi Memori (Penampungan Data Pengetahuan)

Akomodasi  memori  atau  yang  disebut  juga  tahap  penampungan  data   pengetahuan  adalah  proses  ketika  sinyal  respons yang diterima indra ditampung oleh otak dalam bentuk data dan informasi awal. Semakin banyak memori yang mampu ditampung otak, pengetahuan yang diperoleh menjadi semakin lengkap.

Hal ini nantinya akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengetahuan dan kreativitas  yang terbentuk. Seperti diketahui bahwa pengetahuan dan kreativitas yang sesungguhnya bukan hanya  berwujud  imajinasi/khayalan  belaka,  melainkan  juga  bentuk  nyata  dari  sebuah  ide  atau  daya  berpikir  seseorang.  Semakin banyak dan lengkap serapan memori data pengetahuan yang dimiliki otak, semakin lengkap dan sempurna perwujudan pengetahuan dan kreativitas yang dapat terbentuk.

Kelebihan  kemampuan  imajinatif  adalah  terletak  pada  kemampuan  internal  daya  kreativitas  .  Daya  ini  mempunyai  fungsi  kompositif  menggabungkan  atau  menyusun.  Dia  menghasilkan  gabungan  citra-citra  baru  dari  citra-citra  yang  tersimpan  dalam  memori  melalui  proses  kombinasi.9  Oleh  sebab itu, harus diakui pula bahwa imajinasi merupakan alat memperoleh ilmu pengetahuan utama dari cabang ilmu sejenis pembaruan atau inovasi pendidikan.

Pengetahuan  imajinatif  dalam  subjek  mengetahui  dimanifestasikan dalam dua fungsi: 1. Kemampuan fantasi bebas, yaitu  kemampuan  menghasilkan  kembali  dan  menciptakan  gambaran-gambaran (images) tanpa adanya objek riil yang sesuai dengannya; 2. Kemampuan imajinasi dalam penemuan ilmiah adalah  sebagai  dasar  membentuk  bangunan  intelektual  ilmu  pengetahuan dan fi lsafat.

  2.3  Kombinasi dan Modifi kasi Data

Tahap berikutnya adalah tahap kombinasi dan modifi kasi data.  Tahap   kombinasi  adalah  tahap  penggabungan  dua  atau ebih  data  dan  informasi  yang  diperoleh  dalam  otak.  Tahap  modifi  kasi  disebut  juga  tahap  renovasi  atau  perbaikan  data  gabungan yang telah terbentuk dalam wujud imajinasi. Tahap modifikasi  imajiner  ini  melibatkan  kemampuan  otak  dan  sedikit-banyaknya  data  informasi  yang  dimiliki.  Semakin  banyak data imajinasi yang dimiliki, semakin baik dan beragam kreativitas  yang dapat terbentuk.

Imajinasi itu bersifat bebas tidak terstruktur, bermetodologi atau sistematika yang jelas. Sebaliknya, kemampuan imajinatif dalam penemuan ilmiah pada tahap awal berupa proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun  pengalaman  baru  ke  dalam  skema  atau  pola  yang  sudah ada di dalam pikirannya. Kumpulan data dan informasi ini  kemudian  membentuk  skema  baru  yang  cocok  dengan  rangsangan  yang  diterima  atau  memodifikasi  skema  yang  ada  dengan  rangsangan  skema  baru.  Proses  ini  oleh  Piaget  dinamakan Asimilasi-akomodatif. Asimilasi tidak menyebabkan perubahan/pergantian  skemata,  tetapi  memperkembangkan  skemata.

Skemata  adalah  bentukan  pengetahuan  sebelumnya.  Kemampuan  daya  tampung  dan  membentuk  skemata  baru  itulah  yang  dinamakan  kreativitas  .  Kreativitas  adalah  ciri  khas  bentukan  kemampuan  imajinatif,  sedangkan  rasional  pada pembuktian ilmiah. Pada tingkat tertinggi yang dicapai pengetahuan  rasional,  melahirkan  bentukan-bentukan  pengetahuan  kombinasi  baru  yang  dicapai  oleh  kemampuan  imajinatif.  Kemampuan  imajinatif  dan  rasional  membentuk ingkaran siklus pengetahuan. Sementara itu, kemampuan indra berfungsi  sebagai  justifi  kasi  kebenaran  masing-masing  hasil  bentukan pengetahuan yang dicapai.12 Pada akhirnya, teknologi nyata yang bersumber dari imajinasi cenderung bersifat kreatif dan inovatif.

  2.4  Konfi rmasi Logika Material

Tahap  pembentukan  pengetahuan  dan  kreativitas  berikutnya adalah konfirmasi logika material. Tahap konfi rmasi logika material adalah tahap penggabungan pengetahuan dan kreativitas imajinasi ke dalam bentuk dan wujud yang nyata. Contohnya: patung, teknologi, seni, benda, gambar, dan unsur kreativitas lainnya.

Pada  tahap  ini  tidak  semua  jenis  pengetahuan  dan  kreativitas   manusia  dapat  diwujudkan  dalam  bentuk  nyata.  Terutama bila pengetahuan dan kreativitas tersebut melibatkan unsur-unsur kehidupan. Dari sinilah unsur pengetahuan dan kreativitas  terputus  dengan  dunia  maya    (gaib)  yang  disebut  ruh atau jiwa.

Perwujudan  pengetahuan  dan  kreativitas    yang  memiliki  unsur-unsur  kehidupan  terbatas  pada  benda-benda  yang  disebut teknologi. Mobil, robot, komputer, atau benda hidup lainnya yang masuk kategori hidup dalam arti memiliki fungsi tertentu dan dapat bergerak disebut teknologi. Berbeda dengan kehidupan  dalam  arti  sesungguhnya  seperti  manusia  atau  binatang.

oleh : II. Jasa Ungguh Muliawan

5 MODEL PEMBELAJARAN SPEKTAKULER: Buku Pegangan Teknis Pembelajaran di Sekolah/Jasa Ungguh Muliawan-Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016

 Dilanjukantkan artikelnya pada postingan berikutnya..........